Harapan Itu



“Apa arti hidup ini, jika yang disukai tak mampu diraih.”

Semangat Keyla tak kunjung datang. Dulu dia merasa tertekan harus belajar hal yang tidak dia sukai. Akan tetapi setidaknya di kampus dia bertemu banyak orang yang mampu melunturkan tekanan itu. Sekarang dunia baru muncul untuk di takhlukan. Masalahnya apakah dia punya keberanian. Lembaran buku harian itu hanya berisi satu baris kalimat. Banyak yang ingin dia tulis, tapi tanganya seolah enggan untuk bergerak. Dia mendongak. Pukul 24.00 “hebat” batinya bergumam “apakah setiap malam itu terasa panjang?”. Raganya lelah tapi mata itu tetap terjaga. Di meja belajar itu dia berusaha menuangkan isi hatinya di buku harian, tapi percuma, kata-kata seolah tak ada yang mampu mewakilkan. Tiba-tiba bunyi dering membuncahkan khayalanya ... ada e-mail masuk. Ketika kebanyakan orang tak peduli dengan e-mail, maka lain halnya dengan Keyla. E-mail jadi alat komunikasi utamanya. Alasanya sederhana, dia tidak suka kebisingan maka yang akan masuk lewat e-mail hanyalah pesan penting.

Bagai danau di tengah gurun pasir, pesan itu telah mampu menyirami hatinya yang panas. Binar mata yang telah lama tak keluar sekarang muncul bersama harapan yang tak disangka. Buru-buru Keyla menghapus kalimat yang tadi di tulis dan menggantinya.

"Apa arti hidup ini, jika tak mau berjuang untuk yang disukai"

Harapan itu ... akhirnya menemukan pintu untuk memasukinya. Pesan yang selama ini tak pernah dia tunggu, dari penerbit yang dia sendiri tak pernah mengirim naskah kepadanya. "Bagaimana mungkin?" gumam Keyla "bagaimana mungkin penerbit itu mengenaliku?". Pesan yang singkat dan lugas, tentang ajakan bekerjasama untuk membuat novel bertema psikologi. Tanganya bergetar seolah membawa beban berat yang sebenarnya beban itu amat dia inginkan. Sebutir air menggelayut di pipinya. Akhirnya mata itu basah bersama kebahagiaan yang datang tak terkira. Sekali lagi Keyla membaca ... ternyata blog yang selama ini iseng dia tulis menjadi pintu untuk meraih mimpinya. Setelah berhari-hari tidurnya tak nyenyak, untuk kali ini dia bisa melepas segala penat dan dengan tenang menuju mimpi-mimpi indah yang mungkin akan menyambutnya.


#Day3
#RamadhanBerkisah
#PenaJuara
#IniPanggungKita
#Cerbung

Unknown

Tidak ada komentar:

Posting Komentar