Duka Pemusnah Kecewa



“Kak, sekarang tanggal berapa?” Keysha menarik-narik lengan kakaknya karena tak kunjung menjawab.
“Aduh dek” Keyla menaruh buku yang dia baca “setiap hari kamu tanya tanggal. Hari ini saja sudah tiga kali kamu tanya dek” jawabnya sambil menatap kesal “masih besok filmnya diputar.”
“Ok, kak.” Keysha nyengir sekilas, lalu segera berlari kembali kedalam rumah.
Keyla hanya geleng-geleng melihat ekspresi adiknya itu, kemudian mengambil bukunya lagi untuk dia baca sambil menikmati sinar lembut sore hari. Suasana yang nyaman untuk mengistirahatkan raga juga menenangkan hati setelah akhir-akhir ini disibukan dengan pertanyaan “tanggal berapa sekarang, kak?”.
Semua berawal dari pertemuan intens Keysha dengan Caca. Caca yang memang anak periang sehingga mudah akrab dengan banyak orang termasuk Keysha yang langsung lengket denganya. Caca awalnya hanya iseng membicarakan tentang film dan akhirnya obrolan itu merambah ke bioskop yang menyuguhkan fasilitas tiga dimensi, sesuatu yang masih asing bagi Keysha. Mengetahui ketertarikan Keysha, Caca langsung berinisiatif untuk mengajaknya. Sekarang Keyla yang harus menanggung ketidaksabaran adiknya itu.
“Kak, cocok ga Keysha pake ini?” Keysha yang tiba-tiba menghampiri kakaknya memamerkan kaca mata hitam yang dia pakai.
“Hah!” Keyla termangu menatap adiknya.
“Besok nonton film pake ini?”
“tak kelihatan kali dek” Jawab Keyla sambil menepuk jidat “bukan kaca mata hitam kayak gitu.”
“la terus?”
“besok lihat saja sendiri.”
Keysha hanya manyun lalu beranjak pergi.

***

“Kakak beneran tak mau ikut?” Caca yang telah berdandan rapi mencoba membujuk Dzakyy agar mau diajak ke bioskop.
“Males, lagian juga ada janji sama temen.” Jawabnya datar tanpa menoleh, tetap asyik dengan laptopnya sambil menikmati hangatnya sinar matahari sore. Kebiasaan yang sama dengan Keyla.
“ya sudah lah. Caca berangkat dulu ya kak.” Pamit Caca dengan muka cemberut. Dengan kasar ia mengambil helm di meja.
Dzakyy hanya menatapnya sekilas. “Hati-hati ya.”
Caca tak peduli. Dia langsung tancap gas dan menghilang di petsimpangan.

***

“Kaka Caca kok lama ya, kak? Keysha yang dari tadi siang sudah dandan rapi mondar mandir di teras rumah.
“Kamu tu kenapa to dek?” Tanya Keyla yang bingung dengan tingkah adeknya itu.
“coba Kakak tanya kak Dzakyy. Kemarin dikasih nomornya kan sama kak Caca.”
Keyla malas mengambil HP nya. Bahkan surat yang dititipkanya pun tak ada kabar bagaimana nasibnya, mana mungkin dia berani bicara.
“ditunggu dulu lah dek.” Keyla coba mengulur waktu
“ini sudah satu jam lebih kak, dari jadwal yang ditetapkan.”
“mungkin tak jadi kesini, lagian sudah terlambat juga kan kalau berangkat sekarang?”
“pokoknya tanyain apa susahnya sih kak?” pinta Keysha sambl mengusap pipinya yang mulai basah karena menangis.
“iya, bentar.” Keyla akhirnya memberanikan diri demi adiknya. Baru dia mencari kontaknya HPnya sudah berdering.
“Siapa kak?” Tanya Keysha penasaran.
“Kak Dzakyy.” Keyla langsung mengangkatnya.
Keyla hanya mengucapkan “hallo” selebihnya hanya sunyi, yang semakin membuat Keysha penasaran.
“Innalillahi …” Keyla tercekat. Dia menutup mulut, matanya mulai berlinang. Keysha semakin menatap bingung.
“Kak Caca dek …” telepon itu telah terputus menyisakan duka yang mampu mengubur kekecewaan Keysha
“Kak Caca kenapa, kak?”
“Kak Caca kecelakaan.” Teramat susah mengucapkan itu. Keysha hanya bisa menutup mulut, tatapanya kosong. Impianya tentang menonton film tiga dimensi musnah seketika.

#Day17
#RamadhanBerkisah
#PenaJuara

Unknown

Tidak ada komentar:

Posting Komentar