Adab Dalam Bercanda



Di era yang modern ini semakin banyak tayangan yang disuguhkan demi menemani waktu santai keluarga. Mulai dari tayangan yang mengedukasi sampai sekedar hiburan. Setiap media, berlomba menampilkan kreasi mereka masing-masing. Tentunya keberagaman tayangan itu akan diikuti dengan semakin banyaknya pemain yang terlibat. Semua menunjukkan kemampuanya masing-masing. Dari balik layar sampai yang menjadi pusat perhatian atau public figure. Mereka bekerja seprofesional mungkin. Yang menarik, dari ragam jenis pekerjaan public figure tersebut, tak melulu mengandalkan teknik. Tentunya setiap orang memiliki kemampuan masing-masing. Hanya saja dalam pekerjaan ada yang harus di tempuh dengan pendidikan formal sampai jenjang tinggi, tapi juga ada yang mengandalkan kemampuan diri dan pembiasaan. Pekerjaan yang mengandalkan bakat dan pembiasaan itu salah satunya adalah pelawak. Mereka sering bertingkah jenaka demi menghibur penonton. Memang sepintas terlihat sepele, tapi kenyataanya tak setiap orang mampu melakukanya. Tentunya itu menjadi kelebihan tersendiri yang ada padanya.

Setiap pekerjaan memiliki resiko yang harus dihadapi. Tak terkecuali pelawak itu sendiri. Sebagai orang yang dituntut untuk banyak bicara, maka tak bisa lepas dengan interaksi dengan orang lain. Maka dari itu, hendaknya menjadi pelawak itu juga harus memperhatikan adab dalam bercanda, agar tak menyakiti hati orang lain.

Terutama bagi seorang muslim, berfikir sebelum berbicara adalah hal yang musti dilakukan. Dalam Islam bercanda itu diperbolehkan, selama tidak menyalahi aturan. Adapun rambu-rambu yang harus dipatuhi meliputi :
Jauhi dusta

Dalam hadits Rasulullah ï·º bersabda, “Celaka seseorang yang berbicara dusta untuk membuat orang tertawa, celaka ia, celaka ia.” (HR. Ahmad)
Jauhi kata-kata bathil

Allah berfirman :
“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhknya setan itu (selalu) menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (Q.S. Al-Isra’:53)

Tidak banyak tertawa
Sesuatu yang berlebihan akan berdampak buruk. Pun demikian dengan tertawa. Rasulullah ï·º bersabda, “Janganlah kalian banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati.” (HR. At-Tirmidzi)

Jangan menghina agama
Allah berfirman :
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Mengapa kepada Allah dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?.” (Q.S. At-Taubah: 65)

Dilarang menakut-nakuti Muslim
Rasulullah ï·º bersabda, “Tidak halal bagi seorang Muslim membuat takut Muslim yang lain.” (HR. Abu Dawud)

Demikianlah adab yang harus kita lakukan ketika bergurau. Tentu hal tersebut bukan bermaksud mengekang kebebasan, melainkan untuk keselamatan kita sendiri.

#Day23
#RamadhanBerkisah
#PenaJuara

Unknown

Tidak ada komentar:

Posting Komentar