Karunia Cinta


Apalah arti sayang tanpa pembuktian
Apalah arti cinta tanpa pengorbanan
Apalah arti memiliki tanpa kepastian

Didalam kata sayang terdapat ungkapan yang indah, makna yang mendalam dan tutur kata yang lembut. Kata sayang yang terucap oleh ibunda pada sang buah hati adalah kata yang murni, tulus tanpa diragukan pembuktianya.

Sedang yang terucap oleh saudaranya adalah tali yang mempersatukan, tangan yang merangkul dan kaki yang bersejajar dalam perjuangan sama suka sama duka.

Sedang yang terucap pada suami istri adalah dekapan yang menenangkan, candaan yang menyenangkan dan pahala yang dijanjikan.

Adapun yang terucap pada ikatan yang haram adalah candaan tak bermakna, harapan yang tak jelas akhirnya dan ungkapan manis yang meracuni jiwa.

Ada kalanya dia meresap ke dalam hati. Memberi harapan yang membumbung tinggi. Hingga akhirnya dia terhempas kebumi. Merintih dalam rasa sakit atas kesalahanya sendiri.
Resapan itu menjadi bakteri yang meracuni hati. Menjadi penyakit yang tak kunjung pergi dan derita yang selalu menghantui.

Cinta adalah fitrah, yang denganya dapat menjadikan kita mulia tapi juga dapat menjadikan kita hina.
Didalam dekapan cinta yang halal akan tersaji energi menentramkan, keberkahan didalam hubungan. Betapa seorang ayah yang lelah seharian bekerja lalu pulang disambut dengan senyuman dan tawa riang dari malaikat kecil penghias rumah yang darinya terpancar tawa yang tulus nan menentramkan. Maka segala penat itu seolah lenyap bersama canda tawa riang bahagia

Tentu banyak hal yang tak bisa diuraikan. Maka sebagai bentuk rasa syukur rerhadap karunia cinta itu adalah, denganya menjadikan kita semakin dekat dengan-Nya.

Apalah arti mensyukuri jika hanya terucap. Bukankah ketika kita ditolong seseorang membuat kita lebih dekat denganya. Lalu apakah kita pantas ketika lisan ini berucap terimakasih dan memuji, tapi tingkah kita membuat-Nya benci.

Dan terkhusus diri ini. Tulisan ini bukan agar diri ini terlihat hebat, terlihat bersih, terlihat suci. Karena sejujurnya atas karunia Allah SWT-lah yang telah menutupi segala aib pada diri ini. Dan sejatinya manusia itu sering lupa, karena itulah ini hanya sebagai pengingat diri. Karena jika pertolongan itu dilakukan sekali maka akan mudah kita hitung, tapi jika dilakukan berkali-kali maka sulit kita hitung. Bahkan mungkin kita akan lalai dan melupakan sesuatu yang besar demi sesuatu yang kecil.

Unknown

Tidak ada komentar:

Posting Komentar